- Back to Home »
- Kepemimpinan Guru PAK Multikultural Inklusif »
- Kepemimpinan Guru PAK Multikultural Inklusif
Banyak definisi mengenai kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, tergantung pada perspektif yang digunakan. Disini hanya dikemukakan pendapat Tannenbaum, Weschler & Massarik tentang kepemimpinan, yaitu kepemimpinan adalah pengaruh antarpribadi, yang dijalankan dalam suatu sistem situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapain satu tujuan atau beberapa tujuan tertentu. Selain itu Slamet Santosa mendefinisikan kepemimpinan sebagai usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati. Jadi, berdasarkan definisi ini kita mermuskan pengertian kepemimpinan guru PAK adalah kemampuan untuk mempengaruhi pikiran, perilaku, dan / atau perasaan orang lain". Dalam konteks kepemimpinan Multikultural Inklusif Kristen berarti Guru PAK adalah seorang yang mampu mempengaruhi orang lain dalam pikiran, sikap, kemampuan, dan keterampilan. Kemampuan mempengaruhi dapat melibatkan kedua cara langsung (misalnya mengajar, keterampilan kelompok) serta sarana tidak langsung (misalnya sikap, hubungan pribadi). Kedua cara langsung dan tidak langsung yang diperlukan untuk merangsang para pemimpin, di semua tingkat keberadaan mereka (kognitif, afektif, fisik), untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan.
Jadi jelslah bahwa kepemimpinan guru PAK yang multikultural Inklusif yaitu kepemimpinan untuk menjadi orang dengan "kemampuan untuk mempengaruhi pikiran, perilaku, dan / atau perasaan orang lain". "Kapasitas" dapat merujuk pada kemampuan untuk mempengaruhi, tetapi juga menyiratkan gagasan substansi atau volume seperti pada koleksi sikap, kemampuan, dan keterampilan. Kemampuan mempengaruhi dalam definisi ini dapat melibatkan kedua cara langsung (misalnya mengajar, keterampilan kelompok) serta sarana tidak langsung (misalnya sikap, hubungan pribadi). Kedua cara langsung dan tidak langsung yang diperlukan untuk merangsang para pemimpin, di semua tingkat keberadaan mereka (kognitif, afektif, fisik), untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Di dalam kepemimpinan multi-kultur ini, lebih ditujukan kepada budaya pemimpin (yang mempengaruhi) yang berbeda dengan pengikutnya (yang dipengaruhi). Maka kepemimpinan multi-kultur merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan memotivasi anggota grupnya yang berbeda budaya dengan sengaja dan tidak seimbang menuju sasaran yang diterapkan dengan mempertimbangkan pengetahuan dan sistem makna dari budaya yang berbeda didalam grup. Atau dengan kata lain adalah pemimpin yang mampu menyesuaikan dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi, budaya dan kondisi lingkungan yang beragam.
Budaya secara tidak langsung berpengaruh terhadap prilaku kepemimpinan. Hal itu dikemukakan oleh Bowditch dan Buono dengan alasan bahwa sikap dan prilaku seseorang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dipegangnya, dan nilai – nilai itu dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan sosial. Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya perlu menyadari bahwa setiap individu, walaupun berada dalam satu unit kerja yang sama namun tetap memiliki nilai-nilai yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, agar proses kepemimpinan dapat berjalan dengan efektif, maka setiap pemimpin hendaknya menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi yang ada sehingga tidak menimbulkan masalah dan konflik dengan bawahannya dan organisasinya.
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan Multikultural Inklusif ini membangun efektivitas tim dan individu serta mengarahkan inovasi dalam perbedaan multikultural pada anggota kelompoknya dengan sikap terbuka terhadap kelompok lain. Ia tidak bersikap eksklusif (menutup atau menjauhkan diri dari kelompok lainnya)